sejarah sekolah.
Mas Imam Satrio, Sekolah berasal dari bahasa Latin yakni skhole, scola, scolae atau scholae
yang berarti waktu lenggang atau senggang. Hal ini bermula dari
kebiasaan orang Yunani zaman dahulu untuk mengunjungi seseorang yang
dinilai pandai di suatu tempat tertentu untuk bertanya perihal yang
ingin mereka ketahui. Kegiatan tersebut disebut scholae yang memiliki makna 'waktu luang yang digunakan khusus untuk belajar hal tertentu'.
Pada mulanya sekolah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh orang dewasa pada waktu luang. Namun kemudian, para orang dewasa ini pun mengajak anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan belajar. Hingga pada akhirnya, anak-anakpun dirasa perlu untuk ikut belajar kepada orang-orang pandai.
Akhirnya anak-anak banyak menghabiskan waktu bermain dan belajar di tempat orang pandai tersebut. Anak-anak tersebut belajar apa saja yang mereka perlukan hingga tiba waktunya mereka hidup sebagai pria dewasa sebagaimana lazimnya. Fungsi scholae matterna (pengasuhan ibu sampai waktu tertentu) pun berubah menjadi schola in loco parentis (lembaga pengasuhan anak di waktu senggang di luar rumah, sebagai pengganti ayah dan ibu) dimulai. Itulah mengapa lembaga semacam ini kemudian disebut ibu asuh atau 'ibu yang memberi pengasuhan dan ilmu pengetahuan' (almamater).
Seiring berjalannya waktu, tempat anak-anak untuk menampung banyaknya anak yang memiliki minat untuk belajar tidak bisa lagi ditampung di rumah ibu asuh. sehingga perlu dibuka suatu lembaga khusu untuk melayani anak-anak yang ingin belajar. maka, terbentuklah sekolah seperti sekarang ini.
oleh: Imam Satrio
Sekolah bersama |
Pada mulanya sekolah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh orang dewasa pada waktu luang. Namun kemudian, para orang dewasa ini pun mengajak anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan belajar. Hingga pada akhirnya, anak-anakpun dirasa perlu untuk ikut belajar kepada orang-orang pandai.
Akhirnya anak-anak banyak menghabiskan waktu bermain dan belajar di tempat orang pandai tersebut. Anak-anak tersebut belajar apa saja yang mereka perlukan hingga tiba waktunya mereka hidup sebagai pria dewasa sebagaimana lazimnya. Fungsi scholae matterna (pengasuhan ibu sampai waktu tertentu) pun berubah menjadi schola in loco parentis (lembaga pengasuhan anak di waktu senggang di luar rumah, sebagai pengganti ayah dan ibu) dimulai. Itulah mengapa lembaga semacam ini kemudian disebut ibu asuh atau 'ibu yang memberi pengasuhan dan ilmu pengetahuan' (almamater).
Seiring berjalannya waktu, tempat anak-anak untuk menampung banyaknya anak yang memiliki minat untuk belajar tidak bisa lagi ditampung di rumah ibu asuh. sehingga perlu dibuka suatu lembaga khusu untuk melayani anak-anak yang ingin belajar. maka, terbentuklah sekolah seperti sekarang ini.
oleh: Imam Satrio
0 komentar:
Posting Komentar